Monday, March 16, 2009

Kalau Bagong Jadi Presiden (Sempalan 1)

Keinginan bagong untuk menjadi presiden sudah bulat. Dia pun sekarang berjuang keras untuk mewujudkan amanah tersebut. Dia pun sadar bahwa jalan menuju ke sana akan sangat sulit, terutama dari para pesaingnya.

Beberapa tokoh pun sudah mulai menyatakan diri bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai Presiden. Di antara mereka adalah Dursasana, Sengkuni, Setyaki, Banowati, Aswatama, Udawa bahkan Resi Bisma dan Durna dan pun ikut mencalonkan diri menjadi presiden.

Akhir-akhir ini di negeri Impian sering terjadi 'perang dingin' antar para calon presiden dan tak jarang juga di antara calon presiden saling melakukan pendekatan dan penjajagan guna mencari peluang kerja sama di antara mereka. 'Perang dingin' yang paling heboh adalah antara Udawa dan Banowati. Perselisihan ini sebenarnya sudah terjadi sejak 5 tahun yang lalu. Penyebab utamanya adalah bahwa Banowati menganggap Udawa telah 'membelot' darinya.

Berbagai pendekatan pun sudah menjadi hal yang wajar. Baru-baru ini, Setyaki mencoba mendekati prabu Baladewa untuk meminta dukungannya. Aswatama pun berusaha untuk bekerja sama dengan Durna dengan menjalin suatu koalisi. Ini tentu saja untuk menggalang suara dari para kurawa.

Bagong tidak mau ambil pusing. "Perang dingin" itu justru malah dijadikan tontonan yang menyenangkan dan bisa membuat dia tertawa. Dalam hatinya dia merasakan kalau para calon presiden itu seperti anak-anak yang akan membeli permen, kalau permen yang satu rasanya gak enak atau mahal, maka pilih permen yang lain. Tingkah laku anak-anak yang lain adalah saling mengejek, dan para calon presiden pun tidak kalah ketinggalan, beberapa dari mereka saling melontarkan ejekan yang kemudian juga dibalas dengan ejekan.

Yang masih mengganjal dalam benak Bagong adalah calon wakil presiden, siapa kiranya yang layak untuk mendampingi dia. Bagong sendiri sudah memiliki beberapa kandidat, seperti Sadewa, Janaka, Togok, Karna dan Srikandhi. Bagong lebih cenderung memilih Karna untuk menjadi Wakil Presidennya mengingat bahwa Karna bisa diterima oleh kalangan Pandawa dan Kurawa. Namun demikian, tak ada salahnya jika dia berkonsultasi dengan Semar dan juga Hanoman terkait dengan hal ini.

Lihat juga:
Kalau Bagong Jadi Presiden (Bag. 6)

0 komentar: