Thursday, August 21, 2008

Kalau Bagong Jadi Presiden (Bag. 2)

Akhir-akhir ini Bagong di datangi utusan dari beberapa Parpol yang mengajukan proposal untuk meminang Bagong menjadi Capres dari Parpol yang bersangkutan. Parpol yang melamar tersebut di antaranya Partai Gabungan Pelawak Indonesia, Partai Hastinapura, Partai Amartapura, Partai Punakawan, dan Partai Wanamarta.

Bagong memang belum mengambil keputusan, apakah dia berkeinginan untuk menjadi Presiden Repubik Impian atau tidak. Kalau pun dia berkeinginan, dia juga masih bingung, partai mana yang akan dia jadikan kendaraan.

Bagong merencanakan untuk berkonsultasi dulu dengan Bapaknya, Semar, dan juga saudara-saudaranya, Gareng dan Petruk. Saat ini Bagong masih berfikir, mengapa banyak orang yang mengharapkan agar dia bisa menjadi Presiden. Dia pun berkhayal dan mencoba untuk berintrospeksi. Bagong merasa bahwa dia tidak memiliki kemampuan untuk memimpin suatu bangsa. Jangankan bangsa, untuk memimpin suatu RT saja dia masih merasa belum mampu.

Pemikiran dan perasaan ini selalu membayangi Bagong, bahkan sampai mimpi pun dia masih memikirkan hal ini......... Mengapa orang menginginkan aku menjadi presiden???????

Sedikit Solusi Mengatasi Kemacetan di Yogyakarta

Kemacetan di Yogyakarta semakin hari semakin parah saja, mengingat jumlah kendaraan dari tahun ke tahun semakin bertambah. Selain berimbas pada meningkatnya konsumsi BBM, bertambahnya jumlah kendaraan juga akan mengurangi kualitas udara di Yogyakarta. Namun, dari ketiga hal tersebut, yang paling membuat orang bisa 'sewot' adalah kemacetan. Sangat sedikit orang yang bisa bersabar dalam kondisi lalu lintas yang macet.


Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait guna mengurangi tingkat kemacetan di jalan-jalan utama kota Yogyakarta, termasuk dengan pelebaran jalan dan pengembalian fungsi jalan. Namun, usaha tersebut dirasa masih tidak seimbang dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor, terutama sepeda motor.

Kemacetan terjadi karena banyak hal, salah satunya tidak disiplinnya para pengguna jalan. Ketidakdisiplinan ini sering merugikan pengguna jalan lainnya, karena biasanya mereka tidak bisa melaju lagi dan harus sering mengalah.

Dari gambar di atas, terlihat memang terjadi kemacetan, karena lalu lintas yang luar biasa padat. Namun lalu lintas tersebut masih bisa dibilang lancar karena ketika lampu hijau menyala, kendaraan bisa langsung berjalan tanpa adanya halangan di depan kendaraan (misalnya halangan dari kendaraan lain yang menyerobot lampu merah). Selain pengaturan lampu lalu lintas, marka jalan juga berpengaruh pada keteraturan lalu lintas.

Coba perhatikan marka jalan yang tepat berada di tengah-tengah persimpangan (Marka warna kuning dengan tanda silang). Tahukah Anda arti marka jalan tersebut???

Daerah di dalam kotak dengan garis tepi warna kuning adalah daerah bebas kendaraan, dalam artian bahwa tidak boleh ada kendaraan yang berhenti di dalam kotak tersebut. Jika seorang pengemudi mengetahui bahwa kendaraan di depannya sudah melakukan pengereman, maka dia harus berhenti di luar kota tersebut. Dengan demikian daerah kotak tersebut tetap bebas dari kendaraan dan lalu lintas dari arah lain bisa tetap berjalan.

Ini tentu saja akan sangat berguna jika diterapkan di Jogjakarta, terutama pada persimpangan yang tidak ada lampu merah.

Saturday, August 16, 2008

Anda Tahu Kenapa Indonesia Tidak Menjadi Negara Maju?

Karena rakyat Indonesia sejak dini sudah didoktrin dengan lagu2 yang tidak bermutu & mengandung banyak kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi.

mari kita buktikan :


"Balonku ada 5... rupa-rupa
warnanya... merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru... meletus balon hijau, dorrrr!!!"

Perhatikan warna-warna kelima balon tsb, kenapa tiba2 muncul warna hijau?

Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5 ! :)

-----------------------------------------------------

"Aku seorang kapiten... mempunyai pedang panjang...kalo berjalan prok..prok.. prok... aku seorang kapiten!"

Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di baitkedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi)
Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : "mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)..
kalo berjalan prok..prok.. prok.."
nah, itu baru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia
bernyanyi : "mempunyai pedang panjang... kalo berjalan ndul..gondal. ..gandul.. atau srek.. srek.. srek.." itu baru sesuai dgn kondisi pedang panjangnya!

---------------------------------------------------------

"Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi..
habis mandi kutolong ibu.. membersihkan tempat tidurku.." Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur.

Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam
menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru.
Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung
membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

-----------------------------------------------------------

"Naik-naik ke puncak gunung..
tinggi.. tinggi sekali..kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X"
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi!
Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalana n yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!

------------------------------------------------------------

"Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Sby..bolehlah naik dengan naik percuma..ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama"

Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak- anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu.

Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta-Malang danJakarta-Surabaya !

------------------------------------------------------------

"Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjanghari dg tak jemu2..mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li.."

Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit !
kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang (catatan: acara lagu ana k2 dgn presenter agnes monica waktu dia masih kecil adalah Tra la la trili li!), bukan burung!

------------------------------------------------------------

"Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum susu.."

Ini jelas lagu dewasa dan tidak konsumsi anak2! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!

--------------------------------------------------------------

"Nina bobo nina bobo oh nina bobo... kalau tidak bobo digigit nyamuk"
menurut psikolog: jadi sekian tahun ana k2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg penuh nada mengancam

--------------------------------------------------------------

Ibu kita Kartini...harum namanya" (Namanya Kartini atau Harum?)

--------------------------------------------------------------

"Pada hari minggu..naik delman istimewa kududuk di muka"
(Nah, gak sopan khan..masa duduk di muka??)

--------------------------------------------------------------

"Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita..."
(kalo mau nanam jagun ngapain ngapain dalam-dalam emang mo bikin sumur?)

(DARI SEORANG TEMAN)

Friday, August 15, 2008

Kalau Bagong Jadi Presiden (Bag. 1)

Bagaimana ya jadinya kalau sosok Punakawan Bagong menjadi presiden di negeri impian? Sebagian orang Jawa, apalagi Yogyakarta, tentu mengenal betul, atau setidaknya tahu, sosok Bagong dalam dunia pewayangan.

Bagong adalah salah satu dari Punakawan dan merupakan anak terakhir Semar. Secara fisik, Bagong adalah sosok yang gemuk dan pendek dengan bibir dan mata yang lebar. Senjatanya adalah golok. Dalam bertutur kata, Bagong berbicara apa adanya, ceplas-ceplos, sering mengabaikan unggah-ungguh hingga dia pun berbicara dengan Semar menggunakan bahasa ngoko. Meskipun dia tidak bisa unggah-ungguh tapi tidak berarti bahwa dia tidak tahu. Bagong adalah sosok yang sederhana, apa adanya. Meskipun Bagong berasal dari kalangan rakyat kecil, namun dia tidak pernah merasa 'minder' ketika bergaul.

Karena kesederhanaan dan sikap apa adanya inilah banyak orang yang suka dengan Bagong. Di samping itu, Bagong juga bisa diterima di semua kalangan, dari rakyat kecil sampai kalangan para raja. Ceplas-ceplos-nyalah yang membuat dia bisa bergaul dengan semua kalangan masyarakat.

Dalam dunia pewayangan memang belum pernah ditemui cerita "Bagong dadi ratu". Tapi bagaimana jadi seandainya sosok Bagong menjadi Pemimpin di Negeri Impian?

Mencari Ketenaran Sesaat

Akhir-akhir ini banyak kita jumpai orang-orang yang mulai berlomba-lomba mencari ketenaran sesaat, mulai dari artis, pejabat, politikus, hingga rakyat biasa. Ada saja cara mereka mencari ketenaran, ada yang dengan melakukan kegiatan sosial, mengkritik pihak lain, menciptakan konflik, skandal, atau mengaku sebagai anak atau saudara dari seorang tokoh yang sudah dikenal dan dihormati masyarakat umum.

Ketenaran sesaat ini kalau tidak dicermati dengan seksama pada akhirnya bisa menyebabkan kesesatan. Seperti yang baru-baru ini hangat dikabarkan, tentang seorang Andaryoko Wisnu Prabu yang mengaku sebagai Tokoh Supriyadi, tokoh pemberontakan Blitar. Sekilas memang pernyataan Andaryoko terasa meyakinkan bahwa dia memang benar-benar Supriyadi. Bisa jadi memang dia benar Supriyadi. Namun persoalannya adalah, Supriyadi yang mana? Kan banyak sekali orang yang bernama Supriyadi di Indonesia.

Cara mencari ketenaran lainnya adalah dengan menyebarkan isu atau skandal. Hal ini sering dipakai oleh para artis. Isu gugatan cerai dan perselingkuhan di antara para artis sekarang ini sering menjadi konsumsi publik yang justru menguntungkan artis itu sendiri. Publik pun tidak sadar bahwa mereka dijadikan konsumen demi mendongkrak ketenaran artis yang bersangkutan. Sebenarnya apakah perlunya ketenaran itu?

Bagi mbak Marijan, juru kunci gunung merapi, ketenaran mungkin tidak diperhatikan oleh beliau. Bahkan dia sendiri tidak berharap dirinya akan terkenal dengan menjadi juru kunci gunung merapi. Tindakannya yang tidak mau mengungsi ketika gunung merapa memuntahkan lahar dan diperkirakan akan meletus pun (tahun 2006) bukanlah untuk mencari ketenaran. Beliau hanya mengikuti keyakinannya bahwa gunung merapai tidak akan meletus. Bagi dia, gunung merapai sedang dalam proses "perbaikan".

Persamaan dari orang yang mencari ketenaran dengan sosok Mbah Marijan adalah sama-sama mempertaruhkan harga diri. Bedanya, orang-orang yang mencari ketenaran mempertaruhkan harga diri tanpa adanya dasar keyakinan. Sedangkan Mbah Marijan mempertaruhkan harga dirinya dengan suatu keyakinan yang kuat, beliau yakin betul dengan apa yang dia lakukan, tahu betul dengan apa yang dia pertaruhkan. Hasilnya, karena keyakinannyalah Mbah Marijan pada akhirnya bisa memenangkan pertaruhan itu. Bagaimana dengan orang-orang yang mencari ketenaran sesaat tanpa yang mempertaruhkan harga diri tanpa adanya dasar yang kuat? Waktulah yang akan menjawabnya. Kita buktikan saja, sebagai contoh Andaryoko Wisnu Prabu. Apakah benar dia itu Supriyadi sang pelopor pemberontakan Blitar??? Ataukah dia hanya seorang pejuang yang mencoba mencari ketenaran di masa tuanya dengan mengaku sebagai Supriyadi??? Bisa jadi dia memang Supriyadi, tapi bukan Supriyadi sang pelopor pemberontakan Blitar!

Semoga masih ada waktu untuk menyaksikan orang-orang tersesat yang mencari ketenaran sesaat dengan mempertaruhkan harga diri tanpa didasari keyakinan dan pemikiran yang benar.

Thursday, August 14, 2008

Apa Jawaban mu MUI????

Kepada Yth.

Ketua Komisi Fatwa dan Hukum Islam

Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Di Jakarta


Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Langsung saja pada pokok persoalan.

Dengan majunya teknologi informasi dan komunikasi, akhir-akhir ini banyak sekali program atau acara yang diselenggarakan dengan memanfaatkan teknologi informasi, salah satunya adalah kuis berhadiah.


Jika kita mengamati di berbagai media massa (terutama televisi) banyak sekali program acara kuis yang diadakan di sela-sela suatu acara atau memang diadakan secara khusus (acara tersendiri). Salah satu contohnya adalah acara kuis yang diselenggarakan TPI (dan masih ada beberapa TV lokal dan TV nasional lainnya) yang biasanya diadakan sekitar jam 24.00 WIB. Dalam acara tersebut, peserta diminta melakukan registrasi dengan mengetik kode tertentu, misalnya REG PASTI, dan di kirim ke nomor tertentu, misalnya 9288. Kemudian peserta akan mendapatkan nomor ID yang nantinya akan diundi selama kuis tersebut berlangung.


Sekilas itu memang seperti kuis biasa saja, yang akan membawa keberuntungan bagi yang nomor ID nya keluar. Namun bagi saya, dan mungkin bagi beberapa umat Islam, hal itu tak jauh beda dengan JUDI, karena mengandung unsur gambling (untung-untungan) dan taruhan. Memang yang dipertaruhkan bukan uang, tapi pulsa (yang rata-rata setiap registrasi pulsa akan berkurang Rp 2000 + PPN). Pulsa tentu saja dibeli dengan uang; jadi di sini pulsa menurut saya bisa disamakan dengan uang.


Yang menjadi pertanyaan saya:

  1. Apakah benar bahwa model-model kuis semacam itu bisa dikategorikan sebagai perjudian?
  2. Apakah sudah ada fatwa tentang hukum mengikuti kuis-kuis semacam itu (haram atau tidak)?


Bilamana belum ada fatwa yang mengatur tentang hal ini, mohon sekiranya dipertimbangkan yang untuk kemudian bisa dikeluarkan fatwa-nya. Kalau ini bisa dikategorikan sebagai perjudian, alangkah baiknya untuk segera di keluarkan fatwa sehingga umat muslim tidak terjebak pada hal-hal yang berbau dosa. Dan kewajiban kita untuk mengingatkan, jangan sampai kita juga ikut berdosa karena tidak mengingatkan saudara-saudara seiman kita yang terjebak dalam kuis berhadiah tersebut.


Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih. Mohon tanggapan atau jawaban dikirimkan ke alamat e-mail di bawah ini.


Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

supanggung_irm@yahoo.co.uk