Cobaan hidup akan datang silih berganti, tanpa bisa kita hindari. Pada dasaarnya, semua cobaan itu akan membuat kita menjadi lebih kuat. Makanya, hampir semua cobaan itu terasa lebih besar dan lebih besar lagi. Yang jadi persoalan, apakah kita kuat menghadapi dan menjalani cobaan tersebut? Bagaimana?
Sebenarnya, setiap cobaan itu datang dengan kadar yang bisa dipikul oleh orang yang bersangkutan. Tidak ada cobaan yang datang melebihi kekuatan orang yang menghadapi dan menjalaninya. Kuat tidaknya orang menghadapi dan menjalani cobaan itu sangat tergantung pada cara pandang orang yang bersangkutan. Jika dia sejak awal sudah merasa tidak kuat, itu sama saja kalah sebelum bertanding. Intinya sebenarnya pada keyakinan diri dan kepercayaan diri. Bagaimana menumbuhkan keduanya?
Dalam berbagai literatur telah disampaikan banyak cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan keyakinan dan kepercayaan diri. Namun semua itu dirasa terlalu idealis. Tidak semua orang cocok dengan cara-cara yang disampaikan dalam literatur tersebut. So, tidak ada salahnya kalau kita mengambil pendekatan realistis yang bisa dilakukan oleh setiap orang, tanpa memperhatikan usia, golongan, status sosial, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Pendekatan realistis itu bisa disingkat . SPG (Sing Penting Guyu) atau dalam bahasa Indonesia berarti Yang Penting Senyum/Ketawa.
Kita sadari atau tidak, tertawa bisa melepaskan semua energi negatif pada diri seseorang dan membangkitkan semangat baru yang akan membuat orang yang bersangkutan kembali merasa segar. Persoalan mendasar di sini adalah bahwa tidak semua orang mudah dibuat tertawa dan bahwa hal yang bisa membuat orang tertawa sangatlah beragam. Ada orang yang bisa tertawa ketika melihat hal-hal yang aneh, ada orang yang tertawa ketika dirinya melakukan suatu kesalahan, dan bahkan ada orang yang tertawa ketika dirinya dihina. Namun tak jarang juga orang yang akan marah ketika menghadapi situasi tersebut.
Bagi golongan yang kedua ini, susahnya tertawa biasanya disebabkan karena orang yang bersangkutan terlalu mengekang dirinya sendiri, teralu menjaga citra diri atau bahkan karena suatu ketakutan (bisa karena takut kalau-kalau wibawanya akan turun atau hilang ketika dia tertawa). Pada dasarnya, susah ketawa juga akan menjadi suatu persoalan besar karena orang yang tidak pernah tertawa kehidupannya cenderung monoton.
Sebagai kesimpulan, tertawa atau tersenyum adalah suatu obat yang sangat manjur, tidak hanya bagi orang yang tertawa atau tersenyum tetapi juga bagi orang-orang yang melihatnya. Bagi mereka yang masih merasa susah untuk tertawa dan tersenyum, cobalah untuk keluar dari belenggu 'image' yang dibuatnya sendiri.
Monday, February 02, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment