Tuesday, October 21, 2008

Yogyakarta, tidak seperti dulu lagi

Yogyakarta, kota yang dulu aku idam-idamkan, sekarang sudah banyak berubah. Namun, dalam pandangan Bagong, perubahan itu cenderung ke arah yang negatif. Terlebih lagi dengan maraknya penolakan atas RUU Pornografi yang dilakukan oleh segelintir orang. Yogyakarta sekarang sudah tidak BERHATI NYAMAN lagi, hati Yogyakarta kini sudah mulai kotor dan panas.

Rakyat Yogyakarta yang dulu terkenal dengan gotong-royong, kekeluargaan, teposeliro (saling pengertian), dan menjunjung nilai-nilai etika dan moral, kini sudah mulai berubah menjadi masyarakat yang individu, mau menangnya sendiri, egois, dan memuja kebebasan (termasuk pergaulan bebas dan bahkan seks bebas).

Aku, Bagong, memang hanya penduduk pendatang, yang berpijak pada prinsip dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Tapi bagaimana kalau bumi Yogyakarta sendiri sudah rapuh, kotor, dan kumuh? Itu tentu saja akan membuat pijakan ku terasa risih, dan tidak kuat, yang akhirnya tidak akan bisa menjunjung tinggi langit.

Apa sebenarnya yang dipikirkan dan dirasakan oleh rakyat Yogyakarta saat ini? Mengapa mereka dengan tegas menolak RUU Pornografi? Apa mereka menjadi konsumennya? atau bahkan produsennya? Sehingga takut kalo RUU tersebut disahkan, mereka akan tersingkir... Namun aku berfikir kembali, itu hanyalah segelintir orang Yogyakarta, yang mungkin hanya mewakili Komunitas SARKEM (Pasar Kembang).

Aku tidak bisa membayangkan, akan seperti apa Yogyakarta ini 5 tahun kedepan... Dengan penolakan RUU Pornografi tersebut, q yakin Yogyakarta tidak akan lebih baik dari sekarang. Untuk itu, AKU SERUKAN KEPADA SELURUH PENDUDUK DI LUAR YOGYAKARTA:
KALAU INGIN ANAKNYA, ADIKNYA, SAUDARANYA TIDAK INGIN RUSAK MORAL DAN ETIKANYA, JANGAN SEKOLAHKAN ATAU KULIAHKAN MEREKA DI YOGYAKARTA SELAMA RAKYAT YOGYAKARTA MASIH BERSIKUKUH MENOLAK RUU PORNOGRAFI.
(UNTUK SELANJUTNYA, AKU JUGA TIDAK AKAN MEMPROMOSIKAN YOGYAKARTA LAGI DI DAERAH KU)

Memang RUU tersebut isinya masih multi tafsir, tapi seharusnya bukanlah penolakan yang digembar-gemborkan, melainkan nilai positif agar isi RUU tersebut jelas, tegas, dan tidak multi tafsir.

MOGA RAKYAT YOGYAKARTA YANG MASIH PUNYA HATI NURANI BISA CEPAT SADAR!!!!!!!!!!!!!!! AMIN.

0 komentar: