Thursday, October 09, 2008

Kalo Bagong Jadi Presiden (Bag. 3)

Pagi tadi Bagong bertemu dengan Semar, Petruk, dan Gareng. Pertemuan itu bagaikan sebuah rapat keluarga. Dalam kesempatan itu Bagong menyampaikan semua unek-uneknya, termasuk keinginan beberapa Parpol yang ingin mengangkat dia menjadi Capres. Satu persatu dari mereka menyampaikan pendapat mereka, dimulai dari Semar, kemudian Gareng, dan terakhir Petruk.

Semar: Begini ya le (Tole, panggilan untuk anak laki-laki), pertama-tama kamu harus bersyukur bahwa banyak orang yang percaya pada kamu dengan menginginkan kamu untuk menjadi Capres. Itu suatu amanah, tinggal nantinya terserah pada kamu, mau diambil atau tidak. Bapak berpesan, amanah itu jangan kamu jadikan sebagai sarana untuk membanggakan diri, sombong. Jangan ada watak adigang, adigung dan adiguna, jangan menggunakan aji mumpung. Pikirkan dulu, ditimbang-timbang dulu, kemampuan mu itu sejauh mana, apa nanti kamu juga sudah memiliki rencana apa yang akan kamu lakukan kalo nantinya benar-benar jadi presiden. Jadi orang nomor satu itu tidak mudah, nantinya pasti akan ada beberapa orang yang mencoba menjatuhkan kamu, tinggal sekarang kamu siap atau tidak menghadapi hal itu? Yang terakhir, kamu juga harus ingat ajaran dalam wakyu Srimakutorama yang dulu turun ke bendaramu, Janaka, ajaran HASTABRATA itu harus kamu pegang teguh sebagai seorang pemimpin.

Gareng: Gong, aku turut bangga, ternyata banyak orang yang percaya pada kamu. Walaupun omongan mu kadang ceplas-ceplos gak karuan, tapi kadang omongan mu itu ada benarnya juga. Cuma, kamu nanti harus berhati-hati, tetap eling (ingan) dan waspada. Jangan sampai nantinya salah langkah dan salah bertindak. Gunakan tangamu untuk hal-hal yang baik, dan gunakan kaki mu untuk melangkah menuju hal-hal yang baik pula.

Petruk: Aku gak bisa memberikan wejangan seperti Bapak dan Kang Gareng. Hanya satu pesan ku, kalau nanti kamu jadi presiden, jangan boros. Jangan gunakan harta mu untuk bersenang-senang saja, tapi kamu harus ingat bahwa kamu itu punya rakyat. Kamu harus memperhatikan rakyatmu, lebih baik kamu kelaparan daripada kamu melihat rakyatmu menderita kelaparan dan busung lapar.

Kemudian Bagong pun bertanya, Partai mana yang harus saya terima Bapak, Kang Gareng dan Kang Petruk? Mereka bertiga belum bisa memberikan jawaban, masih mencoba merenungkan mana yang terbaik.

Tak lama berselang, Semar memulai pembicaraan lagi.

Semar: Begini ya le, lebih baik kalu memang kamu sudah mantap mau jadi presiden, sebaiknya kamu maju lewat jalur independen saja. Karena kalau kamu memilih salah satu partai, nanti partai yang lainnya akan iri, dan nantinya partai itu bisa mencoba menjatuhkan kamu.

Bagong mencoba untuk memikirkan kembali keinginannya menjadi Presiden melalui jalur pencalonan independen.

(Bersambung)


Lihat juga:
Kalau Bagong Jadi Presiden (Bag. 2)
Kalau Bagong Jadi Presiden (Bag. 1)

0 komentar: